Contoh Soal UKOM D3 Kebidanan + Pembahasan

Hai pejuang Kometen

Kamu akan mengikuti Uji Kompetensi D3 Kebidanan?

Bagaimana dengan persiapannya? apakah sudah matang?

Seperti pada judul artikel ini, Minkom akan share contoh soal ukom D3 Kebidanan. Tentunya soal-soal ini minkom ambil dari sumber yang terpercaya ya.

Contoh soal ukom D3 Kebidanan ini minkom ambil dari salah satu buku UKOM Academy, dimana buku ini ditulis oleh Dosen berpengalaman dalam penulisan soal ukom, dan dalam penulisan soal-soalnya di sesuaikan dengan blueprint terbaru.

Kamu yang akan menghadapi UKOM D3 Kebidanan, bisa nih belajar menggunakan soal-soal berikut ini.

Baca sampai habis untuk mendapatkan kunci jawaban dan pembahasannya ya.

 

Soal 1

Seorang bayi laki-laki berusia 1 tahun dibawa ibunya ke Puskesmas karena mengalami mencret selama 2 hari terakhir. Anamnesis menunjukkan bayi rewel, BAB cair sebanyak 3-5 kali sehari, tanpa darah dalam tinja, dan minum dalam jumlah banyak. Pada pemeriksaan fisik, bayi dalam kesadaran baik, berat badan 8,5 Kg, panjang badan 74 cm, suhu 37,5°C, frekuensi pernapasan 36 kali per menit, mata tidak cekung, dan turgor kulit yang kembali cepat.

Rencana asuhan yang paling tepat pada kasus tersebut adalah?

A. Pemberian zink selama 1 minggu
B. Pemberian teh manis
C. Pemberian antipiretik
D. Pemberian antibiotik
E. Pemberian oralit

Jawaban: E. Pemberian Oralit.

Pembahasan:
Kondisi bayi menunjukkan tanda-tanda diare dengan dehidrasi sedang, seperti gejala rewel dan minum dalam jumlah banyak. Pemberian oralit setiap kali bayi mengalami mencret penting dilakukan untuk mencegah atau mengatasi dehidrasi yang lebih parah, sambil tetap melanjutkan pemberian ASI. Selain itu, pemberian zink selama 10 hari berturut-turut juga diperlukan untuk mendukung pemulihan.

Pemberian teh manis atau jus buah tidak disarankan karena dapat menyebabkan hipernatremi. Kondisi suhu tubuh masih normal sehingga pemberian antipiretik tidak diperlukan. Pemberian antibiotik hanya diperlukan jika terdapat indikasi infeksi bakteri spesifik seperti pada kasus disentri atau kolera, dan memerlukan kolaborasi yang tepat dengan dokter.

Dengan demikian, asuhan yang tepat pada kasus ini adalah pemberian Oralit untuk rehidrasi dan pemberian zink sebagai tambahan nutrisi.

 

Soal 2

Seorang perempuan berusia 30 tahun dengan usia kehamilan 14 minggu datang ke Puskesmas dengan keluhan kram perut disertai perdarahan dan bercak di daerah kemaluannya. Pemeriksaan TTV menunjukkan tekanan darah 110/70 mmHg, denyut nadi 96 kali per menit, respirasi 26 kali per menit, dan suhu tubuh 37,2 derajat Celsius. Pada pemeriksaan dalam, serviks terlihat tertutup.

Diagnosa yang paling tepat untuk kasus ini adalah?

A. Abortus Mola
B. Abortus komplit
C. Abortus iminens
D. Abortus insipiens
E. Abortus Incomplete

Jawaban: C (Abortus iminens)

Pembahasan:
Abortus adalah berakhirnya kehamilan sebelum janin dapat hidup di dunia luar. Abortus iminens terjadi ketika kehamilan baru mengancam, namun masih memungkinkan untuk mempertahankannya. Pada kasus ini, serviks masih tertutup sesuai dengan usia kehamilan, menunjukkan adanya harapan untuk menjaga kehamilan tetap berlanjut (Sastrawinata, 2004).

 

Soal 3

Seorang remaja perempuan berusia 14 tahun datang ke BPM dengan keluhan nyeri dan tegang pada payudara, sakit kepala, mual, mudah marah, dan ada rasa cemas setiap sebelum menstruasi. Remaja tersebut merasa terganggu dengan kondisi ini. Hasil pemeriksaan menunjukkan tekanan darah 110/70 mmHg, denyut nadi 84 kali per menit, dan tidak terdapat massa pada payudara.

Disebut apakah kondisi yang dialami remaja perempuan tersebut?

A. Menarche
B. Dismenorhea
C. Pre menstrual sindrom
D. Ciri seks primer
E. Ciri seks sekunder

Jawaban: C. Pre menstrual sindrom

Pembahasan: Pre menstrual sindrom (PMS)

Remaja perempuan tersebut mengalami gejala PMS, yang meliputi nyeri dan tegang pada payudara, sakit kepala, mual, mudah marah, dan kecemasan sebelum menstruasi. PMS merupakan kumpulan gejala fisik, emosional, dan perilaku yang muncul 1-2 minggu sebelum menstruasi, diikuti oleh periode bebas gejala. Gejala fisik mencakup perut kembung, nyeri dan bengkak pada payudara, serta sakit kepala. Sementara itu, gejala psikologisnya meliputi mudah marah, kecemasan, dan gangguan emosi lainnya (Dickerson et al., 2003; Halbreich et al., 2007).

Soal 4

Bidan D memimpin persalinan Ny. P karena kepala bayi sudah membuka vulva 6 cm. Ny. P ingin terus meneran, dan setelah memasang duk steril, bidan D membantu melahirkan kepala. Setelah kepala lahir di depan vulva, tindakan yang dapat dilakukan oleh bidan D adalah…

A. Biparietal
B. Sanggah susur
C. Putar paksi luar
D. Potong tali pusat
E. Cek lilitan tali pusat

Jawaban: E. Cek lilitan tali pusat

Pembahasan:

Selama proses persalinan normal setelah kepala bayi lahir di depan vulva, tindakan pertama yang dilakukan oleh bidan adalah mengecek ada tidaknya lilitan tali pusat. Jika tidak ada lilitan tali pusat, langkah selanjutnya adalah menunggu bayi melakukan putar paksi luar. Setelah itu, bidan dapat melakukan perasat Stegnet dan Ritgen untuk membantu mengeluarkan bahu atas dan bawah, kemudian melakukan teknik sanggah dan susur.

Soal 5

Seorang perempuan G1P0A0 usia 22 tahun dengan kehamilan 30 minggu datang ke TPMB untuk berkonsultasi tentang rencananya mudik ke rumah orang tuanya di luar kota. Bidan menyarankan agar ibu hamil berjalan secara periodik (setiap 2 jam) saat melakukan perjalanan.

Apa kondisi yang dicegah pada kasus tersebut?

A. Hipoksia
B. Asfiksia
C. Dehidrasi
D. Tromboflebitis
E. Solutio placenta

Jawaban: D

Pembahasan:

Berjalan secara periodik (setiap 2 jam) diperlukan untuk mendorong sirkulasi darah dan menghindari statis vena, yang dapat menyebabkan tromboflebitis dan pembengkakan pada kaki. Bepergian dengan pesawat udara diperbolehkan, karena tidak ada risiko hipoksia selama tekanan oksigen di dalam pesawat mencukupi. Tempat hiburan yang terlalu ramai, sesak, dan panas sebaiknya dihindari karena dapat menyebabkan pingsan. Potensi bahaya yang mungkin timbul selama perjalanan meliputi solutio placenta, perubahan bentuk tubuh akibat benturan, dan hipoksia.

Hal yang perlu diperhatikan: posisi duduk tegak lurus, gunakan penyangga kepala untuk menghindari nyeri leher. Jika tidak terlalu penting, sebaiknya hindari perjalanan jauh bagi wanita hamil. Namun, jika harus dilakukan, perhatikan kondisi tempat duduk, konsumsi ekstra cairan, dan buat perjalanan senyaman dan semenyenangkan mungkin.

Soal 6

Seorang perempuan, usia 48 tahun, datang ke Posbindu dengan keluhan haid yang tidak teratur selama 6 bulan terakhir. Hasil anamnesis menunjukkan haid terakhir terjadi 2 bulan yang lalu, ia adalah akseptor AKDR, sering susah tidur, banyak berkeringat di malam hari, dan merasa sangat khawatir. Hasil pemeriksaan: TD 130/90 mmHg, N 88 x/menit, S 36,7°C, abdomen tidak teraba adanya massa, PP test (-). Pendidikan kesehatan apa yang paling tepat untuk kasus tersebut?

A. Terapi hormon pengganti untuk mengurangi gejala menopause
B. Diet tinggi kalsium untuk mencegah osteoporosis
C. Perubahan hormonal selama masa perimenopause
D. Olahraga teratur untuk memperkuat tulang
E. Pemakaian kontrasepsi hormonal

Jawaban: C. Perubahan hormonal selama masa perimenopause

Pembahasan:

Keluhan yang dirasakan oleh ibu tersebut lazim terjadi menjelang masa menopause atau selama masa perimenopause/klimakterium. Penjelasan atau pendidikan kesehatan tentang perubahan hormonal yang terjadi penting diberikan agar ibu tidak merasa khawatir terhadap perubahan tersebut. Diet tinggi kalsium dan olahraga teratur juga perlu disarankan untuk mencegah osteoporosis dan menjaga kesehatan tubuh. Terapi hormon pengganti memerlukan konsultasi lebih lanjut, dan pemakaian kontrasepsi hormonal tidak diperlukan karena ibu masih menjadi akseptor AKDR dan menjelang menopause. Pada kasus ini, yang paling tepat adalah jawaban C.

Soal 7

Seorang perempuan, umur 27 tahun, P2A0, nifas 7 hari, datang ke PBM dengan keluhan utama keluarnya darah dari alat kelamin. Hasil anamnesis menunjukkan tidak ada rasa nyeri abdomen, pengeluaran darah sedikit bercampur lendir, dan berbau amis. Hasil pemeriksaan menunjukkan KU normal; TD 120/80 mmHg; N 80x/menit; P 23x/menit; S 37,5°C.

Apakah diagnosis yang paling mungkin pada kasus di atas?

A. Lochea alba
B. Lochea rubra
C. Lochea serosa
D. Lochea purulenta
E. Lochea sanguilenta

Jawaban: E. Lochea sanguilenta

Pembahasan:

Lochea adalah ekskresi cairan rahim selama masa nifas. Lochea biasanya memiliki bau amis yang tidak menyengat dengan volume yang berbeda-beda. Lochea mengalami perubahan karena proses involusi rahim. Pengeluaran lochea dapat dibagi menjadi empat jenis selama masa nifas: lochea rubra, sanguilenta, serosa, dan alba. Lochea sanguilenta adalah jenis lochea yang terjadi pada hari ke-3 hingga ke-7 masa nifas, berwarna merah bercampur putih dan lendir.

Soal 8

Seorang ibu membawa bayinya yang berusia 2 bulan ke Puskesmas untuk imunisasi. Hasil pemeriksaan menunjukkan KU baik, BB 6000 gram, PB 55 cm, S 36,8 °C, dan P 40x/menit. Bayi tersebut telah menerima imunisasi BCG dan Polio 1 satu bulan yang lalu. Apakah jenis imunisasi dasar yang selanjutnya diberikan pada bayi tersebut?

a. Campak, Polio 2
b. DPT HB-HiB 2, Polio 3
c. DPT HB-HiB 3, Polio 4
d. DPT HB-HiB 1, Polio 2
e. DPT HB-HiB 1, Polio 2, IPV

Jawaban: d. DPT HB-HiB 1, Polio 2

Kata Kunci: Telah diberikan imunisasi BCG dan Polio 1

Pembahasan:

Jadwal imunisasi dasar adalah sebagai berikut:
– Usia 0-7 hari: Hep B O (HbO)
– Usia 1 bulan: BCG dan Polio 1
– Usia 2 bulan: DPT HB-HiB 1, Polio 2
– Usia 3 bulan: DPT HB-HiB 2, Polio 3
– Usia 4 bulan: DPT HB-HiB 3, Polio 4, IPV
– Usia 9 bulan: Campak

Berdasarkan jadwal ini, bayi yang berusia 2 bulan dan telah menerima BCG serta Polio 1 pada usia 1 bulan, seharusnya menerima imunisasi DPT HB-HiB 1 dan Polio 2.

 

Soal 9

Ny. G, 30 tahun, P2A0, melahirkan anak keduanya di PMB 2 hari yang lalu. Hasil anamnesis menunjukkan ibu mudah lelah dan lapar terutama setelah menyusui bayinya. Hasil pemeriksaan: TD 120/80 mmHg, N 80 x/menit, P 24 x/menit, S 37,2°C, konjungtiva merah muda, payudara tegang, puting susu menonjol, ASI +/+, TFU 3 jari di bawah pusat, kontraksi uterus baik, lochia rubra. Apakah edukasi yang tepat diberikan oleh bidan sesuai kasus tersebut?

A. Menganjurkan ibu untuk mengonsumsi galaktagogus
B. Menganjurkan ibu untuk memperbanyak asupan protein
C. Menganjurkan ibu untuk minum sedikitnya 3-4 L per hari
D. Menganjurkan ibu untuk mengonsumsi tablet Fe setiap hari
E. Menganjurkan ibu untuk makan dan minum setiap selesai menyusui

Jawaban: E. Menganjurkan ibu untuk makan dan minum setiap selesai menyusui

Kata kunci:

P2A0, nifas 2 hari, ibu mudah lelah dan lapar terutama setelah menyusui bayinya, hasil pemeriksaan dalam batas normal (ASI).

Pembahasan:

– Opsi A: Bertujuan untuk meningkatkan produksi ASI, sementara produksi ASI ibu tidak bermasalah.
– Opsi B: Ibu nifas memerlukan asupan nutrisi dengan gizi seimbang meskipun protein berperan penting dalam proses pemulihan.
– Opsi C dan D: Belum menjawab masalah/keluhan ibu.
– Opsi E: Dapat mengatasi keluhan ibu dengan memastikan ibu makan dan minum setiap selesai menyusui untuk memenuhi kebutuhan energi dan hidrasi.

Soal 10

Bidan P baru saja membantu klien melahirkan plasenta 15 menit yang lalu. Setelah dilakukan tindakan, ditemukan banyak darah keluar dari kemaluan, dan setelah diselidiki, ternyata sumber darah berasal dari robekan sampai mengenai mukosa vagina, kulit perineum, otot perineum, dan otot sfingter ani eksternal. Tanda ini termasuk ruptur perineum derajat…

A. Satu
B. Dua
C. Tiga
D. Empat
E. Lima

Jawaban: C. Tiga

Pembahasan:

Derajat ruptur perineum terbagi menjadi empat tahap, yaitu:
– Derajat satu: Robekan hingga mengenai mukosa vagina dan kulit perineum.
– Derajat dua: Robekan hingga mengenai mukosa vagina, kulit perineum, dan otot perineum.
– Derajat tiga: Robekan hingga mengenai mukosa vagina, kulit perineum, otot perineum, dan otot sfingter ani eksternal.
– Derajat empat: Robekan hingga mengenai mukosa vagina, kulit perineum, otot perineum, otot sfingter ani eksternal, dan mukosa rektum.

Dalam kasus ini, karena terdapat robekan yang mencakup mukosa vagina, kulit perineum, otot perineum, dan otot sfingter ani eksternal, maka tanda ini menunjukkan ruptur perineum derajat tiga.

 

Soal-soal di atas merupakan contoh soal ukom d3 kebidanan yang sudah dilengkapi dengan pembahasan, semoga dengan informasi soal ini bisa membantu pembelajaran untuk menghadapi ukom. Jika ingin mendapatkan soal lebih banyak dengan pembahasan yang lengkap, klik disini.

UKOM Academy
UKOM Academy
Articles: 132
3.9 11 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
1 Comment
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
Nurtiana Alus
Nurtiana Alus
1 month ago

Sangat menarik

1
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x
× Taklukan UKOM Disini!