Contoh Soal UKOM Dietisien Terbaru Lengkap dengan Jawaban

Menjadi seorang ahli gizi professional perlu tahapan yang panjang, mulai dari mengambil kuliah jenjang S1 hingga Profesi Dietisien.

Saat masa studi pun kita harus melewati exit exam terlebih dahulu yaitu Uji Kompetensi Dietisien. Nah, uji kompetensi inilah gerbang kunci pertama untuk bisa menjadi ahli gizi yang professional dan sukses.

Agar bisa mendapatkan hasil ukom yang maksimal, kita perlu mempersiapkannya dengan matang, salah satu caranya adalah belajar dengan soal ukom dietisien.

Berikut ini beberapa contoh soal ukom dietisien lengkap dengan jawaban, sehingga kita bisa belajar dan siap menghadapi ukom.

 

Contoh Soal UKOM Dietisien

Soal ukom dietisien di bawah ini minkom kelompokan berdasarkan tinjauan Area Kompetensi Dietisien yang terdiri dari Landasan Ilmiah Ilmu Gizi dan Pangan, Gizi Klinik, Gizi Masyarakat, Manajemen Sistem Penyelenggaraan Makanan, Komunikasi Efektif, dan Penelitian Terapan Saintifik.

Soal Landasan Ilmiah Ilmu Gizi dan Pangan

 

Soal 1: Seorang dietisien sedang melakukan asuhan gizi untuk pasien lansia dengan berbagai penurunan fisiologis. Beberapa fokus zat gizi mikro yang di utamakan pada preskripsi diet yaitu jumlah asupan kalsium, fosfor, sulfur dan kalium. Sedangkan semua zat gizi makro juga dilakukan penyesuaian agar sesuai dengan kebutuhan.

Termasuk dalam kelompok apakah mikronutrien yang menjadi fokus utama pada pasien diatas?

A. Mikromineral
B. Makromineral (jawaban)
C. Trace element
D. Vitamin larut air
E. Vitamin larut lemak

 

Soal 2: Dietisien di sebuah Rumah Sakit melakukan asuhan gizi pasien pada seorang anak dengan indikasi TB dan gizi buruk. Pasien datang dalam kondisi demam tinggi dan dehidrasi. Dietisien kemudian memulai proses asuhan gizi buruk pada Pasien tersebut.

Bagaimana Langkah asuhan gizi buruk yang tepat untuk pasien tersebut?

A. Fase rehabilitasi – transisi – tindak lanjut – stabilisasi
B. Fase stabilisasi – transisi – rekonsiliasi – tindak lanjut
C. Fase transisi – tindak lanjut – rehabilitasi – stabilisasi
D. Fase stabilisasi – transisi – rehabilitasi – tindak lanjut (jawaban)
E. Fase stabilisasi – rehabilitasi – transisi – tindak lanjut

 

Soal Asuhan Gizi Individu dan Kelompok (Gizi Klinik)

 

Soal 3: Seorang laki-laki berusia 70 tahun, Estimasi TB berdasarkan ULNA 166 cm dan estimasi BB berdasarkan LILA 55 kg. Pasien dirawat di Unit Stroke dengan keluhan 2 hari sebelum masuk Rumah Sakit badannya lemah serta lemas anggota gerak kanan dan sulit berkomunikasi. Selama 3 bulan terakhir asupan makanan pasien kurang, sehingga pasien kehilangan berat badan >5 %. Riwayat penyakit keluarga Hipertensi, dan sejak tahun 2017 mengalami stroke.

Untuk mengidentifikasi pasien tersebut beresiko malnutrisi, metode skrining apa yang paling sesuai dengan pasien diatas?

A. Subyektif Global Assesment (SGA)
B. Nutrition Risk Screening – 2002 NRS 2002
C. Malnutrisi Universal Screening Tool (MUST)
D. Short NutritionalAssesment Question (SNAQ)
E. Mini Nutritional Assesment Short Form (MNA – SF) (jawaban)

 

Soal 4: Seorang laki-laki berusia 62 tahun dengan keluhan sebelum masuk Rumah Sakit pasien merasa kedinginan, mual dan muntah, nyeri perut. Pola makan nasi putih 2 kali/hari @1 centong, Lauk Ayam 2 kali/mgg, telur 3 x/mgg, Tahu dan tempe 2-3 x / hari, jarang konsumsi sayur dan buah. BB 48kg, TB 165 cm. Hasil pmeriksaan Laboratorium pasien mengalami Anemia dengan Hb 3,7 g/dl, Hipoalbumin dengan nilai albumin 2,86 g/dl. Dengan diagnosa medis Chronic Leukimia Mylositik.

Bagaimana intervensi diet yang tepat diberikan kepada pasien diatas?

A. Pasien diberikan diet Tinggi Kalori Tinggi Protein (TKTP) per NGT
B. Pasien diberikan diet Tinggi Kalori Tinggi Protein (TKTP) Bentuk saring
C. Pasien diberikan diet Tinggi Kalori Tinggi Protein (TKTP) bentuk makanan cair
D. Pasien diberikan diet Tinggi Kalori Tinggi Protein (TKTP) bentuk makanan Biasa
E. Pasien diberikan diet Tinggi Kalori Tinggi Protein (TKTP) bentuk makanan Lunak (jawaban)

 

Soal Manajemen Program Pelayanan Pangan dan Gizi (Gizi Masyarakat)

 

Soal 5: Pada hari Kamis, terdapat kegiatan posyandu di Posyandu Melati. Terdapat 5 bayi dibawah 2 tahun dengan hasil anemia defisiensi besi. Dietisien akan melakukan penyuluhan makanan yang bisa disarankan untuk dikonsumsi.

Jenis makananan seperti apa yang tepat disarankan oleh dietisien tersebut?

A. 50 gram tempe goreng + sayur sop bening
B. Tim tahu wortel (100 gram tahu + 50 gram tauge)
C. 50 gram sop ayam + 50 gram sayur bayam + 1 buah jeruk medan (jawaban)
D. Bubur kacang hijau (30 gram kacang hijau + 1 gelas susu sapi + 1 sdm gula aren)
E. Mapo tofu (50 gram tofu + 20 gram daging sapi) + 50 gram brokoli + 1 gelas teh manis hangat

Soal 6: Data dari laporan kegiatan di Posyandu Melati terdapat sebesar 210 balita hadir, sebesar 140 memiliki Kartu Menuju Sehat (KMS), dan 125 balita ditimbang berat badannya, dan 97 balita naik berat badannya.

Berapa persentase Partisipasi Masyarakat di Posyandu Melati?

A. 66,7%
B. 46,1%
C. 59,5% (jawaban)
D. 69,2%
E. 77,6%

 

Soal Manajemen Sistem Penyelenggaraan Makanan

 

Soal 7: Seorang dietisien melakukan monitoring dan evaluasi atas terapi gizi yang sudah diterima pasien DM. Hasilnya diketahui bahwa tidak terdapat perubahan yang signifikan pada GDS (Gula Darah sewaktu) pasien. Setelah Dietesien melakukan pengecekan di kamar pasien ditemukan ada makanan dan minuman manis yang dipesan dari luar rumah sakit dan disimpan dalam laci lemari pasien.

Apakah Tindakan yang paling tepat dilakukan pada kasus di atas?

A. Memperbaiki resep
B. Mengambil makanan pasien
C. Menghias dengan garnis agar lebih menarik
D. Membiarkan pasien tetap memesan makanan
E. Memodifikasi menu dengan bumbu berasa manis (jawaban)

 

Soal 8: Seorang dietisien yang bekerja di salah satu sekolah Pendidikan Negeri Kepolisian bertanggung jawab tehadap tersedianya makanan taruna sebanyak 500 orang. Setiap hari menu disajikan 3 kali yang bekerjasama dengan catering. Ia mendapat laporan bahwa ada 17 orang yang tidak mendapat nasi dan 10 orang tidak mendapat sayur. Hasil penelusuran pihak catering sudah menyediakan makanan sesuai dengan jumlah taruna. Dietesien bermaksud akan melakukan perbaikan pelayanan makanan tersebut.

Apakah bentuk evaluasi yang paling tepat dilakukan pada kasus tersebut?

A. Standar Porsi (jawaban)
B. Standar Resep
C. Standar Menu
D. Standar Bumbu
E. Standar Makanan

 

Soal Etika Moral dan Profesional Gizi

 

Soal 9: Seorang ahli gizi bekerja di sebuah institusi Kesehatan. Dirinya secara aktif bekerja untuk menerapkan prinsip-prinsip gizi dalam pemberian makan kepada individu atau kelompok, merencanakan menu, dan diet khusus, serta mengawasi penyelenggaraan dan penyajian makanan.

Apakah peran kompetensi yang dijalankan oleh ahli gizi tersebut?

A. Dietisien (jawaban)
B. Nutrisionis
C. Konselor gizi
D. Penyuluh Gizi
E. E. Pelaksana Gizi

 

Soal 10: Seorang ahli gizi bekerja di Poli Klinik Gizi. Seorang seles dari perusahaan luar negeri menawarkan ahli gizi tersebut produk penurun berat badan yang dalam waktu seminggu dapat menurunkan BB. Sales tersebut mengharapkan ahli gizi mempromosikan produknya. Jika sikap ahli gizi menolak untuk tidak mempromosikan agar tidak menyebabkan salah interpretasi atau menyesatkan masyarakat.

Apakah Kode Etik yang dilakukan oleh ahli gizi tersebut?

A. Kewajiban Terhadap Klien
B. Kewajiban Terhadap Profesi
C. Kewajiban Terhadap Diri Sendiri
D. Kewajiban Terhadap Masyarakat (jawaban)
E. Kewajiban Terhadap Teman Seprofesi Dan Mitra Kerja

 

Soal Komunikasi Efektif

 

Soal 11: Seorang perempuan berusia 22 tahun bekerja di sebuah Puskesmas sebagai Seorang nutritionist. Pada saat kegiatan posyandu ia ditemani oleh seorang sanitarian yang akan menyampaikan penyuluhan tentang Gizi Balita. Namun masyarakat lebih memperhatikan informasi yang disampaikan oleh temannya karna Sanitarian tersebut berasal dari desa setempat dan sudah mereka kenal.

Faktor apa yang mempengaruhi penyuluhan tersebut?

A. Adat istiadat
B. Kekeluargaan
C. Kewajiban Masyarakat
D. Kebersamaan Masyarakat
E. Kepercayaan Masyarakat (jawaban)

 

Soal 12: Hasil pemeriksaan terhadap 60 orang anak SD di suatu desa didapatkan bahwa sebagian besar status gizi anak normal namun masih ditemukan status gizi overweight. Setiap hari anak-anak selalu berkerumun pada pedagang makanan yang ada di kantin dan disekitar sekolah, anak-anak tidak terbiasa sarapan pagi di rumah dan jarang membawa bekal. Ahli gizi bekerjasama dengan pihak sekolah dalam menindaklanjuti hal tersebut.

Apakah unsur komunikasi yang perlu ditekankan pada kegiatan tersebut?

A. Media yang digunakan
B. Tempat yang digunakan
C. TPG sebagai pemberi pesan
D. Isi pesan yang disampaikan (jawaban)
E. Anak SD sebagai penerima pesan

 

Soal Penelitian Terapan Saintik

 

Soal 13: Sebuah penelitian yang dilakukan pada sembilan desa yang ada di Kecamatan Susut sebanyak 202 anak balita ditentukan sebagai subjek penelitian dengan adanya pertimbangan tertentu berupa kriteria anak balita usia 23-59 bulan dengan orang tua/pengasuh bersedia menjadi responden penelitian, serta anak tidak memiliki kelainan bawaan. Data dikumpulkan oleh enumerator yang telah dilatih. Informed consent diberikan sebelum dilakukan wawancara dan pengukuran antropometri.

Apakah metode sampling yang dimaksud dalam penelitian tersebut?

A. Cluster Sampling
B. Purposive Sampling (jawaban)
C. Systematic Sampling
D. Simple Random Sampling
E. Stratified Random Sampling

 

Soal 14: Seorang peneliti akan ingin mengetahui prevalensi kejadian stunting pada balita di Kabupaten Bnagka Barat, Kepulauan Bangka Belitung. Peneliti mengetahui bahwa belum ada penelitian pendahuluan yang melakukan penelitian di Kabupaten tersebut.

Berapa nilai prevalensi yang ditetapkan peneliti dalam menentukan besar
sampel untul menjadi subjek penelitian tersebut?

A. 25%
B. 10 %
C. 20 %.
D. 30 %
E. 50% (jawaban)

UKOM Academy
UKOM Academy
Articles: 125
5 1 vote
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x
× Taklukan UKOM Disini!